Monday, June 23, 2014

Pengertian Karya Ilmiah

Pengertian Karya Ilmiah
       Kata karya dapat diartikan dengan hasil pembuatan atau ciptaan. Kata ilmiah dapat diartikan dengan bersifat ilmu atau memenuhi syarat ilmu pengetahuan. Jadi dapat dikatakan bahwa karya ilmiah adalah karangan yang bersifat ilmu atau memenuhi syarat ilmu pengetahuan. Menurut Danial (2001:4) bahwa karya ilmiah adalah berbagai macam tulisan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok dengan menggunakan tata cara ilmiah. Tata cara ilmiah adalah suatu sistem penulisan yang didasarkan pada sistem masalah, tujuan, teori dan data untuk memberikan alternatif pemecahan masalah tertentu. Sedangkan Djuroto dan Bambang (2003:12-13) bahwa karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu masalah. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang didapat dari suatu penelitian, baik penelitian lapangan, tes laboratorium ataupun kajian pustaka. Maka dalam memaparkan dan menganalisis datanya harus berdasarkan pemikiran ilmiah. Pemikiran ilmiah adalah pemikiran yang logis dan empiris. Logis artinya masuk akal, sedangkan empiris adalah dibahas secara mendalam, berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan (dapat dibuktikan).

       Di dalam proses pemikiran ilmiah seseorang selalu memulai dengan apa yang disebut dengan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah, merupakan abungan dari dua pendekatan, yaitu pendekatan induktif dan pendekatan deduktif. Pemahaman terhadap pendekatan induktif dan deduktif ini perlu dilakukan secara bersama, karena hasil yang dicapai dari kedua pendekatan itu berbeda. Pendekatan induktif adalah pengalaman atau pengamatan seseorang pada tingkat empiris, menghasilkan konsep, memodifikasi model hipotesis menjadi teori dan bermuara di tingkat abstrak. Pendekatan deduktif merupakan titik tolak penalaran serta perenungan di tingkat abstrak, yang menghasilkan pengukuran konsep serta pangujian hipotesis.

      Karya tulis ilmiah merupakan serangkaian kegiatan penulisan berdasarkan hasil penelitian, yang sistematis berdasarkan pada metode ilmiah, untuk mendapatkan jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang muncul sebelumnya. Banyak cara untuk menemukan jawaban dari penelitian tersebut. Untuk memperjelas jawaban ilmiah terhadap permasalahan atau pertanyaan yang ada dalam penelitian, penulisan karya ilmiah harus menggali khazanah pustaka, guna melengkapi teori-teori atau konsep-konsep yang relevan dengan permasalahan yang ingin dijawabnya. Untuk itu penulisan karya ilmiah harus rajin dan teliti dalam hal membaca dan mencatat konsep-konsep serta teori-teori yang mendukung karya tulis ilmiahnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa karya ilmiah adalah karangan yang pembicaraannya bersifat objektif, berdasarkan data dan penyimpulan-penemuan di dalamnya berpola induktif dan deduktif serta pembahasan datanya berdasarkan rasio.

Wednesday, June 18, 2014

PENGERTIAN PENALARAN DEDUKTIF

Pengertian Penalaran

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera(pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu deduktif dan induktif.

Penalaran Deduktif

adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit. 

Macam-macam Penalaran Deduktif

Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :
a. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
b. Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.


 Ciri ciri penalaran deduktif :

·       Dimulai dari hal-hal umum, menuju kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit. 
·       Kalimat utama terletak diawal paragraf dan selanjutnya dibarengi oleh beberapa kalimat penjelas sebagai pendukung kalimat utama.
 Contoh :
Masyarakat indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup komsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial .

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
               http://id.wikipedia.org/wiki/Logika

PENGERTIAN PENALARAN INDUKTIF

PENALARAN INDUKTIF
Penalaran induktif adalah cara berpikir dengan menarik kesimpulan umum dari pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khusus. Misalnya pada pengamatan atas logam besi, alumunium, tembaga dan sebagainya. Jika dipanasi ternyata menunjukkan bertambah panjang. Dari sini dapat disimpulkan secara umum bahwa logam jika dipanaskan akan bertambah panjang. Biasanya penalaran induktif ini disusun berdasarkan pengetahuan yang dianut oleh penganut empirisme.
contoh penalaran induktif adalah :kerbau punya mata. anjing punya mata. kucing punya mata:. setiap hewan punya matapenalaran induktif membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis yang diangkat. untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan statistik.
Induktif terbagi 3 macam,yaitu:
a. Generalisasi 
Pada generalisasi tersebut,peristiwa yang kita kemukakan harus memadai agar yang kita tarik adalah kesimpulan yang terpercaya suatu kebenarannya.
Generalisasi mencakup ciri-ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta.Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki. ( Mundiri, 1994 : 127 )
Menurut Gorys Keraf dalam buku Argumentasi dan Narasi, Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena tadi. ( Gorys Keraf, 1994 : 43 )
1.Generalisasi Sempurna adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki semua, contoh. Semua bulan masehi mempunyai hari tidak lebih dari 31 hari. Dalam penyimpulan ini, keseluruhan fenomena, yaitu jumlah hari pada setiap bulan dalam satu tahun diselidiki tanpa ada yang ditinggalkan. Generalisasi semacam ini, memberikan kesimpulan yang sangat kuat dan tidak dapat dipatahkan tetapi prosesnya tidak praktis dan tidak ekonomis.
2. Generalisasi Sebagian, yaitu generalisasi dimana kesimpulannya diambil berdasarkan sebagian fenomena yang kesimpulanya berlaku juga bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki, misalnya. Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia adalah menusia yang suka bergotong-royong kemudian diambil kesimpulan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka bergotong-royong, maka penyimpulan ini adalah generalisasi sebagian (probabilitas).
Generalisasi juga bisa dibedakan dari segi bentuknya ada 2, yaitu : loncatan induktif dan yang bukan loncatan induktif. (Gorys Keraf, 1994 : 44-45)
1. Loncatan Induktif
Generalisasi yang bersifat loncatan induktif tetap bertolak dari beberapa fakta, namun fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada. Fakta-fakta tersebut atau proposisi yang digunakan itu kemudian dianggap sudah mewakili seluruh persoalan yang diajukan.
Contoh : Sisa suka berenang.Deni juga suka berenang.Reni suka main bola.Teti suka main bulutangkis.Dapat disimpulkan bahwa anak-anak komplek bahari suka olahraga.
2. Tanpa Loncatan Induktif
Sebuah generalisasi bila fakta-fakta yang diberikan cukup banyak dan menyakinkan, sehingga tidak terdapat peluang untuk menyerang kembali.
Misalnya, untuk menyelidiki bagaimana sifat-sifat orang Indonesia pada umumnya, diperlukan ratusan fenomena untuk menyimpulkannya.
Contoh: Rika suka bermain bola basket.Rino juga suka bermain bola basket.Tino suka bermain sepak bola.Jadi dapat disimpulkan ke tiga anak tersebut menyukai permainan bola.
1. Loncatan Induktif
Generalisasi yang bersifat loncatan induktif tetap bertolak dari beberapa fakta, namun fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada. Fakta-fakta tersebut atau proposisi yang digunakan itu kemudian dianggap sudah mewakili seluruh persoalan yang diajukan.
Contoh : Sisa suka berenang.Deni juga suka berenang.Reni suka main bola.Teti suka main bulutangkis.Dapat disimpulkan bahwa anak-anak komplek bahari suka olahraga.
2. Tanpa Loncatan Induktif
Sebuah generalisasi bila fakta-fakta yang diberikan cukup banyak dan menyakinkan, sehingga tidak terdapat peluang untuk menyerang kembali.
Misalnya, untuk menyelidiki bagaimana sifat-sifat orang Indonesia pada umumnya, diperlukan ratusan fenomena untuk menyimpulkannya.
Contoh: Rika suka bermain bola basket.Rino juga suka bermain bola basket.Tino suka bermain sepak bola.Jadi dapat disimpulkan ke tiga anak tersebut menyukai permainan bola.
b.Analogi
Dalam analogi, kita membandingkan dua macam hal.Dalam penalaran ini kita hanya memperhatikan persamaannya,tanpa memperhatikan perbedaannya.Jadi,kesimpulan yang didapat didasarkan pada persamaan diantara dua hal yang berbeda.
proses penalaran untuk menarik kesimpulan/referensi tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran suatu gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat esensial penting yang bersamaan.
Tujuan dari penalaran secara analogi yakni ;
~ Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
~ Analogi dilakukan untuk menyingkap kekeliruan.
~ Analogi dilakukan untuk menyusun klasifikasi.
Contoh: Alam semesta berjalan dengan sangat teratur seperti halnya mesin.Matahari,bumi,bulan dan bintang berjuta jumlahnya beredar dengan teratur,seperti halnnya roda mesin yang rumit berputar.Semua bergerak mengikuti irama tertentu.Mesin rumit pada penciptanya yaitu manusia.Manusia yang pandai,teliti,bijaksana.Tidakkah alam yang maha besar dan beredar rapi sepanjang masa inni tidak pula ada penciptanya?Pencipta yang Maha Pandai,Maha Teliti,dan Maha Agung?.
c.KausalHubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.
Dengan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lainnya.ampai pada kesimpulan yang menjadi sebab dari fakta itu.atau dpat juga kita sampai pada akibat dari fakta itu.Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga hubungan antar masalah yaitu sebagai berikut:
1) Sebab akibat
Sebab akibat ini berpola A menyebabkan B. Disamping ini pola seperti ini juga dapat menyebabkan B, C, D dan seterusnya. Jadi, efek dari suatu peristiwa yang diaanggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, diperlukan kemampuan penalaran seseorang untuk mendapatkan simpulan penalaran. Hal ini akan terlihat pada suatu penyebab yang tidak jelas terhadap suatu akibat yang nyata.
2) Akibat sebab
Akibat sebab ini dapat kita lihat pada peristiwa seseorang yang pergi ke dokter. Kedokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab. Jadi hampir mirip dengan entimen. Akan tetapi dalam penalaran jenis akibat sebab ini, Peristiwa sebab merupaka simpulan.
3) Akibat-akibat
Akibat-akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada suatu akibat yang lain.
Contoh:
• Ketika pulang dari pasar, Ibu Sonya melihat tanah di halamannya becek, ibu langsung menyimpulkan bahwa kain jemuran di belakang rumahnya pasti basah. Dalam kasus itu penyebabnya tidak ditampilkan yaitu hari hujan.

Monday, June 9, 2014

Pembahasan Tata Tulis Karya Ilmiah

Karakteristik Karya Ilmiah
Karakteristik karya ilmiah yang membedakannya dengan tulisan non-ilmiah antara lain:
1.      Mengacu pada teori sebagai landasan berpikir (kerangka pemikiran) dalam pembahasan masalah.
2.      Lugas –tidak emosional, bermakna tunggal, tidak menimbulkan interprestasi lain.
3.      Logis –disusun berdasarkan urutan yang konsisten
4.      Efektif –ringkas dan padat.
5.      Efisien – hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami.
6.      Objektif  berdasarkan fakta –setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya, sebenarnya, dan konkret.
7.      Sistematis-baik penulisan dan pembahasan sesuai dengan prosedur dan sistem yang berlaku.

Jenis Karya Ilmiah.
Pada prinsipnya semua karya ilmiah yaitu hasil dari suatu kegiatan ilmiah. Dalam hal ini yang membedakan hanyalah materi, susunan , tujuan serta panjang pendeknya karya tulis ilmiah tersebut,. Secara garis besar, karya ilmiah di klasifikasikan menjadi dua, yaitu karya ilmiah pendidikan dan karya ilmiah penelitian. (Arifin, 2006: 15).
1. Karya iImiah Pendidikan
Karya ilmiah pendidikan digunakan tugas untuk meresume pelajaran, serta sebagai persyaratan mencapai suatu gelar pendidikan. Karya ilmiah pendidikan terdiri dari:
a. Paper (Karya Tulis).
Paper atau lebih populer dengan sebutan karya tulis, adalah karya ilmiah berisi ringkasan atau resume dari suatu mata kuliah tertentu atau ringkasan dari suatu ceramah yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswanya. (Djuroto, 2002: 24).
Tujuan pembuatan paper ini adalah melatih mahasiswa untuk mengambil intisari dari mata kuliah atau ceramah yang diajarkan oleh dosen, penulisan paper ini agak di perdalam dengan beberapa sebab antara lain, Bab I Pendahuluan , Bab II Pemaparan Data, Bab III Pembahasan atau Analisisdan Bab IV Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
b. Pra Skripsi
Pra Skripsi adalah karya tulis ilmiah pendidikan yang digunakan sebagai persyaratan mendapatka gelar sarjana muda. Karya ilmiah ini disyaratkan bagi mahasiswa pada jenja0ng akademik atau setingkat diploma 3 ( D-3) . (Djuroto, 2002: 24).
Format tulisannya terdiri dari Bab I Pendahuluan (latar belakang pemikiran, permasalahan, tujuan penelitian atau manfaat penelitian dan metode penelitian). Bab II gambaran umum ( menceritakan keadaan di lokasi penelitian yang dikaitkan dengan permasalahan penelitian, Bab III deskripsi data ( memaparkan data yang diperoleh dari lokasi penelitian). Bab IV analisis (pembahasan data untuk menjawab masalah penelitian). Bab V penutup ( kesimpulan penelitian dan saran )
c. Skripsi
Menurut Arifin (2006:26) Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta- fakta empiris-objektif baik berdasarkan peneliian langsung (observasi lapangan ) maupun penelitian tidak langsung ( study kepustakaan) skripsi ditulis sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana S1. Pembahasan dalam skripsi harus dilakukan mengikuti alur pemikiran ilmiah yaitu logis dan emperis.(Djuroto, 2002:26)
d. Thesis
Thesis adalah suatu karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dari pada skripsi, thesis merupakan syarat untuk mendapatkan gelar magister (S-2).
Penulisan thesis bertujuan mensinthesikan ilmu yng diperoleh dari perguruan tinggi guna mempeluas khazanah ilmu yang telah didapatkan dari bangku kuliah master, khazanah ini terutama berupa temuan-temuan baru dari hasil suatu penelitian secara mendalam tentang suatu hal yangmenjadi tema thesis tersebut.
e. Disertasi
Disertasi adalah suatu karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta akurat dengan analisis terinci.
Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan-sanggahan senat guru besar atau penguji pada sutu perguruan tinggi, desertasi berisi tentang hasil penemuan-penemuan penulis dengan menggunakan penelitian yang lebih mendalam terhadap suatu hal yang dijadikan tema dari desertasi tersebut, penemuan tersebut bersifat orisinil dari penulis sendiri, penulis desertasi berhak menyandang gelar Doktor.


Strategi penjualan smartphone di pangsa pasar indonesia

BAB I
ABSTRAKSI

Judul penelitian ini adalah “strategi penjualan smartphone di pangsa pasar indonesia”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis strategi pemasaran smartphone di pangsa pasar Indonesia .
Metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelititan kepustakaan dan penelitian kelapangan . Teknik pengambilan data yang digunakan adalah Observasi dan Browsing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat ini perkembangan pengguna smartphone di Indonesia cukup pesat.
Strategi yang diterapkan oleh vendor dari smartphone saat ini baik Samsung,apple,nokia,sony maupun yang lainnya tidak hanya menggunakan strategi promosi dan personal prospect saja, tetapi juga melalui strategi lain seperti lebih inovatif dalam menciptakan produk agar dapat memuaskan konsumen dan juga menambah kerja sama dengan pihak perbankan dengan beberapa perusahaan terkemuka lain kedepan agar dapat memperoleh rasa kepercayaan (Trust) yang lebih pada konsumen. Kelemahan-kelemahan dengan nilai tertinggi adalah Agent yang tidak fokus dan kurang maksimal dalam bekerja sehingga kurang menguasai Product Knowledge.











BAB II
PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang
      Dalam era global sekarang ini, perusahaan tidak hanya menghadapi kenyataan informasi apa yang dapat pelanggan beritahukan pada perusahaan. Globalisasi merupakan era yang menjanjikan keterbukaan dan kebebasan, dimana komunikasi yang merupakan sarana untuk mendapatkan informasi diharapkan dapat dilaksanakan dengan mudah dan efektif. Maka perubahan dalam bidang teknologi komunikasi terus berlanjut. Perkembangan telekomunikasi seluler (handphone) juga diikuti oleh adanya volume minat pembeli yang mengalami kenaikan. Para pengguna handphone dulu hanya terbatas pada kalangan bisnis, namun sekarang ini sudah mulai merambah berbagai kalangan masyarakat mulai dari pelajar, mahasiswa, pegawai negeri bahkan masyarakat biasa sudah banyak yang menggunakannya.
      Harga smartphone yang memiliki fitur dan sistem operasi lebih modern dari handphone biasa kini dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini menjadi salah satu faktor yang memicu tingginya permintaan smartphone yang memiliki fitur terbaru. Selain itu, citra merek produsen smartphone juga mempengaruhi keinginan konsumen untuk membeli produk jika ditinjau dari kondisi pasar Indonesia yang didominasi oleh merek perusahaan tertentu.
      Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlu dilakukan sebuah Analisa strategi penjualan smartphone di pangsa pasar khusunya Indonesia pada tahun 2014 .








BAB III
METODE PENELITIAN

3.1   Metode Penelitian
     Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penyelesaian jurnal ini, kelompok melakukan dua (2) bentuk penelitian yaitu:
a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Untuk menguatkan ide/gagasan dalam menganalisis dan mengevaluasi hasil penelitian lapangan, maka diperlukan landasan seperti teori-teori atau pendapat para ahli yang bersumber dari buku-buku bacaan, bahan kuliah, majalah-majalah ilmiah dan sumber-sumber lainnya yang dianggap penting dan ada hubungannya dengan tulisan ini.
b. Penelitian Lapangan (Field Research)
Yaitu suatu metode pengumpulan data dengan peninjauan langsung kepada objek penelitian dilapangan . Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang relevan dengan tujuan penelitian secara nyata, tepat dan akurat.
3.2 Tehnik Pengumpulan Data
Dalam hal ini kelompok mengumpulkan data dengan menggunakan beberapa cara yaitu:
a. Observasi
Yaitu mendapatkan data dari objek penelitian dengan cara mendatangi langsung ke objek penelitian dalam hal ini guna melihat secara dekat bagaimana peranan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan produk smartphone.
b. Browsing
Selama browsing dilakukan, kelompok mencari beberapa data untuk dibandingkan dari berbagai situs guna mencari keakuratan suatu data.





BAB IV
PEMBAHASAN

Pada saat ini produk handphone sangat beraneka ragam, berbagai jenis handphone menawarkan dengan berbagai keunggulan mereka. Bagi masyarakat, semakin banyak pilihan yang ada merupakan suatu keuntungan tersendiri. Hal tersebut akan menambah alternatif pilihan yang dapat digunakan dalam mempertimbang-kan keputusan pembelian. Sekarang ini setiap orang tidak hanya memiliki suatu produk karena fungsinya saja, tetapi juga rasa bangga dan pengakuan yang didapatkan dari memiliki produk tersebut. Teknologi dalam telepon seluler merupakan salah satu daya tarik untuk menarik perhatian konsumen untuk membeli. Desain atau model unik serta teknologi yang digunakan seperti kamera, bunyi panggilan serta fasilitas yang dapat berinternet merupakan daya tarik untuk mempengaruhi perilaku konsumen.
Pesatnya perkembangan sistem operasi android membuat para vendorponsel juga mengeluarkan beragam handphone android buatannya mulai dari HTC, Motorola, Samsung, Nexian, Sonny Ericsson, LG, Samsung dan sebagainya. Pertumbuhan para pengguna handphone android di Indonesia semakin meningkat. Hal ini pula yang menyebabkan munculnya beragam produsen handphone android dari beragam merek yang saling bersaing di pangsa pasar android di Indonesia. Handphone dengan fitur sistem operasi berbasis android ini disebut dengan smartphone. Tetapi sistem operasi yang ada tidak hanya android, tetapi ada juga BlackBerry yang juga tengah berada pada masa populernya.
Android adalah sistem operasi yang berbasis Linux untuk telepon seluler seperti telepon pintar dan komputer tablet. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam peranti bergerak. Di dunia ini terdapat dua jenis distributor sistem operasi Android. Pertama yang mendapat dukungan penuh dari Google atau Google Mail Services (GMS) dan kedua adalah yang benar–benar bebas distribusinya tanpa dukungan langsung Google atau dikenal sebagai Open Handset Distribution (OHD). Perkembangan telepon seluler dengan teknologi informasi yang digunakan serta desain dan model telepon seluler, ditandai dengan meningkatan penjualan setiap tahunnya. Sementara smartphone menurut Gary B, Thomas J & Misty E (2007) adalah telepon yang dapat mengakses internet yang biasanya menyediakan fungsi Personal Digital Assistant (PDA), seperti fungsi kalender, buku agenda, buku alamat, kalkulator, dan catatan.
 Menurut hasil studi bertajuk "Getting Mobile Right" yang diprakarsai oleh Yahoo dan Mindshare, hingga periode November 2013 terdapat sekitar 41,3 juta pengguna smartphone dan 6 juta pengguna smartphone di Indonesia. Jumlah tersebut diyakini bakal terus berkembang dengan pesat khususnya di wilayah perkotaan. Keputusan untuk memilih smartphone ini ternyata juga dipengaruhi oleh dua faktor lain, yaitu tingkat harga penjualan produk dan brand image produsen produk.

A.    Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone
Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. (Kotler & Amstrong: 2001). Harga merupakan variabel yang dapat dikendalikan dan menentukan diterima atau tidaknya suatu produk oleh konsumen. Harga semata-mata tergantung pada kebijakan perusahaan, tetapi tentu saja dengan mempertimbangkan beberapa hal. Murah atau mahalnya harga suatu produk sangat relatif sifatnya. Untuk mengatakannya perlu dibandingkan terlebih dahulu dengan harga produk serupa yang diproduksi atau dijual perusahaan lain. Perusahaan perlu memonitor harga yang ditetapkan oleh para pesaing agar harga yang ditentukan oleh perusahaan tidak terlalu tinggi atau sebaliknya, sehingga harga yang ditawarkan dapat menimbulkan keinginan konsumen untuk melakukan pembelian. Hasil penelitian Akbar (2013) menyatakan bahwa harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Harga akan mempengaruhi keputusan pembelian apabila harga suatu produk tersebut sesuai dengan kualitas, terjangkau, dan sesuai dengan manfaat.
Fabrizio Caruso, Senior Vice President of Asia di Opera, menyatakan sembilan dari sepuluh smartphone yang paling banyak dibeli di Indonesia tahun 2013 semuanya adalah produk Samsung, dan tak satupun dari produk Samsung yang berharga lebih dari Rp 2.300.000,00.  Sementara itu, tingkat harga rata-rata produk BlackBerry, Apple dan Nokia dengan fitur yang hampir setara mencapai Rp 2.500.000,00. Untuk pembagian pasarnya menurut para analis terbagi dalam dua potongan besar yakni smartphone dengan OS (Operating System) atau sistem operasi Android mencapai 50% - 60%, kemudian diikuti oleh Blackberry dengan pangsa pasar 30%. Berdasarkan data tersebut, dari sekian banyak pabrikan yang memproduksi smartphone Android yang hadir di Indonesia, Samsung keluar sebagai produsen yang paling laris di segmen ini. Tercatat lebih dari 80% pangsa pasar android Indonesia dikuasai oleh perusahaan asal Korea Selatan tersebut. Di posisi kedua ada Sony Mobile, disusul Cross, Smartfren lalu Nokia. Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.1
Data Penjualan Smartphone di Indonesia pada 3 Triwulan pertama 2013


Kisaran Harga
Penjualan Triwulan 1
Penjualan Triwulan 2
Penjualan Triwulan 3
Samsung
850.000 – 2.200.000
849.520
876.543
921.056
Sony Mobile
1.050.000 – 3.000.000
698.987
696.872
704.269
Cross
1.100.000 – 2.500.000
664.998
632.745
654.763
Smartfren
1.100.000 – 2.500.000
536.451
582.654
578.834
Nokia
1.300.000 – 3.000.000
550.847
543.956
551.837
Merek lain
1.500.000 – 4.000.000
659.204
648.029
652.610
Total

3.960.007
3.980.799
4.063.369
Sumber: Tabloid News Ponsel Edisi XII November 2013

Dari pemaparan di atas dapat dikatakan bahwa tingkat harga penjualan smartphone menjadi salah satu faktor yang menentukan tinggi rendahnya tingkat penjualan dan keputusan pembelian smartphone di Indonesia tahun 2013.

B.     Pengaruh Citra Merek (Brand Image) Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone
Berdasarkan pemaparan Hartini (2012), brand image smartphone sangat berpengaruh terhadap ketertarikan konsumen untuk membelinya karena menunjukan bahwa konsumen memiliki pikiran yang baik mengenai smartphone salah satu brand. Selain itu konsumen melihat kegunaan yang diberikan oleh smartphone ini terbilang menarik. Salah satunya Android seperti fitur yang keren, menarik, dan berkualitas. Semakin kuat kualitas merek dan produsen yang melekat pada smartphone, maka rasa ketertarikan konsumen pada smartphone semakin tinggi. Suatu definisi mengatakan bahwa nilai jual merek yang tinggi akan menyebabkan ketertarikan  yang lebih tinggi juga dari konsumen, yang bersedia untuk membeli dan mempertahankan loyalitas terhadap suatu merek. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa nilai jual produk smartphone tertentu mempengaruhi ketertarikan konsumen terhadap smartphone. Hal ini dikarenakan karena banyaknya persaingan merek pada smartphone mengeluarkan produk sejenis sehingga konsumen dihadapkan banyak pilihan dalam membeli Smartphone. Konsumen terkadang mencoba membeli smartphone dengan merek yang berbeda tapi mempunyai manfaat yang sama.
Hal di atas belum memenuhi teori Aaker (1996) yang menyatakan bahwa produk yang memiliki nilai jual merek yang kuat dapat mempengaruhi niat untuk membeli ulang. Hal ini dapat diartikan bahwa ketertarikan terhadap merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli ulang smartphone pada merek tertentu, sehingga jika terjadi peningkatan pada keterikatan merek juga akan meningkatkan niat membeli ulang konsumen terhadap smartphone tersebut.
Advertising atau iklan juga berpengaruh kuat terhadap citra merek suatu produk melalui media massa, seperti televisi, surat kabar, majalah, hingga media sosial. Apabila masyarakat menyaksikan iklan suatu produk tertentu secara terus menerus, maka dapat dipastikan sikap konsumtif masyarakat menjadi terpicu dan memutuskan membeli produk yang diiklankan karena strategi persuasif iklan telah mempengaruhi pemikiran konsumen mengenai kualitas produk tersebut. Selain itu, advertising melalui media mulut juga dinilai efektif karena ketika seorang konsumen telah membeli suatu produk, maka ia akan menceritakannya kepada orang lain mengenai produknya, tentu ini akan menciptakan citra positif ataupun citra negatif yang tentunya dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli smartphone tersebut.


BAB V
KESIMPULAN
A.    Kesimpulan
Smartphone sebagai salah satu bentuk kemajuan teknologi di bidang komunikasi telah menjadi suatu kebutuhan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Keputusan pembelian smartphone sebagai ponsel pilihan dipengaruhi oleh berbagai faktor, dua di antaranya yaitu tingkat harga dan citra merek (brand image) dari masing-masing produsen smartphone. Jika ditinjau dari segi tingkat harga, produk smartphone dengan limit harga paling murah lebih banyak diminati karena selain terjangkau, produk dengan harga murah ini juga memiliki fitur yang berkualitas. Jika ditinjau dari segi citra merek (brand image), advertising atau iklan secara berkala melalui media massa akan membentuk citra positif produk smartphone tertentu sehingga akan mempengaruhi konsumen untuk memutuskan membeli produk terkait.

B.     Saran
Disarankan kepada perusahaan-perusahaan yang memproduksi smartphone, harus melakukan riset terus menerus untuk mengetahui perkembangan dan keinginan konsumen terhadap produk smartphone karena dari hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa faktor tingkat harga dan citra merek sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya penggunaan smartphone di Indonesia. Selain itu penulis menyarankan kepada perusahaan agar menambah fitur-fitur terbaru dengan tidak mengurangi kualitas produk, agar konsumen lebih tertarik untuk membeli.








DAFTAR PUSTAKA

Hendro, Ir. 2011.Kewirausahaan untuk SMK dan MAK Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Isaacson, Walter. 2013. Steve Jobs. Jakarta: Bentang Pustaka
NN. “Meluasnya Pangsa Pasar Smartphone di Indonesia”, News Ponsel, Edisi XII November 2013.
Ritonga, M.T., dkk. 2007. Ekonomi dan Akuntansi Jilid 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Phibeta Aneka Gama
Tekonke, Publisher. 2013. Definisi Smartphone Menurut Pakar Teknologi. Available: http://tekonke.com/smartphone-adalah-definisi-lengkap-versi-pakar-teknologi-dan-tekonke/ , diakses 23 Desember 2013